Jangan Salah, Ini Cara dan Doa Mandi Wajib Yang Benar

Apakah doa mandi wajib itu ada?, dan bagaimana cara mandi wajib yang benar sesuai tuntunan Syariat?, Lalu apa saja yang bisa menyebabkan kita harus mandi wajib atau di kenal juga dengan mandi junub ini?.

cara dan doa mandi wajib

Artikel ini akan mengulasnya, silahkan baca sampai akhir agar kita paham, bagaimana cara mandi wajib yang benar karena ini akan berkonsekuensi terhadap amalan yang kita lakukan, yaitu di terima atau tidaknya amalan kita tersebut.

Karena kalau cara dan doa mandi wajib kita tidak sesuai dengan syariat maka akan berdampak kepada tidak di terimanya amalan ibadah yang kita lakukan.

“Ingat”, semua ibadah harus di landaskan oleh dalil yang sahih, jika tidak maka akan tertolak, berikut daftar isi artikel tentang doa mandi wajib.

Pengertian Mandi Wajib

Mandi wajib atau mandi besar biasa di sebut juga dengan mandi junub, yaitu mandi dengan meratakan air ke seluruh bagian tubuh kita, dari ujung kepala (rambut) sampai ujung kaki dengan cara yang telah di contohkan oleh Nabi Muhammad Sallalhu Alaihi Wassalam.

Poin penting disini adalah meratakan air keseluruh tubuh atau dengan kata lain semua bagian tubuh kita terkena air, jika ada yang tidak terbasuh dengan sengaja maka mandi wajib yang kita lakukan tidak sah.

Tapi kalau kita sudah melakukan mandi wajib sesuai tuntunan Nabi dan ada bagian kecil tubuh yang tidak terkena air, maka insya ALLAH mandi wajib kita sah, dengan catatan kita sudah maksimal menjangkau semua tubuh kita agar teraliri air.

Kapan Kita Harus Mandi Wajib?

Pertanyaan yang sering di ajukan adalah saat kapan dan keadaan apa yang mengharuskan kita untuk mandi wajib, berikut penjabarannya secara rinci.

Setelah berhubungan suami istri

Berhubungan suami istri ini adalah bertemunya (masuknya) kemaluan pria kedalam kemaluan wanita, dan ini perlu penjabaran karena banyaknya pertanyaan seputar hukum mandi wajib setelah hubungan intim ini.

Bagaimana kalau kita berhubungan dengan cara bercumbu dan sampai telanjang bulat tapi tidak sampai memasukan alat kelamin, dan juga tidak ejakulasi, apakah wajib kita mandi junub?.

Jawabannya adalah tidak wajib, karena tidak adanya pertemuan alat kelamin dan tidak ejakulasi, berbeda jika terjadi ejakulasi.

Bagaimana kalau dalam hubungan intim ini (bertemunya dua alat kelamin) tidak sampai klimaks atau tidak ejakulasi, baik wanita maupun prianya, apakah harus tetap mandi wajib?

jawabannya adalah wajib untuk mandi junub karena sudah bertemu anatar dua alat kelamin yang merupakan syarat wajibnya mandi junub.

Bagaimana kalau kita setelah berzina, apakah masih wajib mandi junub?, pertanyaan ini terlihat konyol tapi itulah keadaannya atas minimnya ilmu agama.

Jawabannya adalah wajib mandi junub dan wajib bertaubat dengan taubatan nasuha karena sudah melakukan dosa besar.

Bagaimana jika wanita yang di perkosa, apakah harus mandi wajib?

Jawabannya iya, kalau memang terjadinya pertemuan dua alat kelamin, tapi kalau tidak sampai bertemu kedua alat kelamin maka tidak wajib.

Intinya kita wajib mandi junub kalau terjadinya pertemuan alat kelamin pria dan wanita, baik disertai dengan ejakulasi atau tidak dan atas kemauan sendiri atau karena paksaan.

Keluarnya Mani

Mani atau sperma adalah air putih kental yang keluar dengan memancar pada pria dan di sertai dengan kenikmatan baik di sengaja (hubungan intim) maupun tidak di sengaja (mimpi basah) maka harus mandi wajib.

Ada beberapa pertanyaan yang sering muncul terkait keluarnya air mani ini dengan sebab mandi wajib.

Bagaimana jika saat mimpi junub atau mimpi basah tapi kita tidak mengetahuinya, ini terjadi kepada pria yang terlalu capek dan lelah, apakah harus mandi wajib?

Jawabannya adalah harus mandi wajib, karena syarat mandi wajib adalah keluarnya mani, walaupun tidak dirasakannya.

Bagaimana kalau sehabis buang air kecil dan di akhirnya ada keluar seperti sperma dan tidak disertai dengan kenikmatan, apakah harus mandi junub?

Jawabannya tidak wajib karena itu bukan mani, tapi madzi yang biasa mengiringi air seni.

Bagaimana kalau saat terangsang, keluar cairan di celana dalam, tapi tidak di sertai dengan kenikmatan dan tidak keluar dengan memancar, apakah harus mandi wajib?

jawabannya tidak karena itu bukan mani, itu adalah cairan madzi yang akan keluar jika kita terangsang atau di saat buang air kecil, dan wajib bagi kita untuk membersihkannya.

Setelah Haid

Siklus wanita adalah datangnya masa menstruasi yang terjadi setiap sebulan sekali dengan rentang waktu sekitar 7 hari, dan wanita yang mengalami haid maka terputus kewajiban ibadah yang wajib seperti puasa dan sholat.

Setelah haid berakhir yang artinya kita kembali suci, maka wajib bagi wanita tersebut untukmendi wajib.

Setelah Nifas

Nifas adalah keluarnya darang setelah seorang wanita melakukan persalinan, baik persalinan normal maupun sesar, masa nifas ini berbeda antar wanita dan maksimal nifas adalah 40 hari, ini berarti jika kurang dari 40 hari darah nifas sudah tidak keluar maka wajib mandi besar.

Dan jika setelah 40 hari tapi masih keluar darah, maka itu sudah bukan di hitung sebagai darah nifas. Ada 2 kemungkinan yaitu darah haid atau darah istihadzah (darah kotor).

Jika waktu setelah 40 hari tersebut adalah bertepatan dengan masa menstruasi maka itu masuk ke masa haid, dan mendi wajib di lakukan setelah darah hiad berhenti mengalir.

Tapi jika bukan bertepatan dengan waktu menstruasi maka darah tersebut masuk kedalah darah istihadzah atau darah kotor, dan ini berarti harus mandi wajib dan kembali melakukan amal ibadah wajib.

Cara Mandi Wajib Yang Ringkas

Cara mandi wajib ada 2 pilihn, yang ringkas dan yang lengkap sesuai dengan contoh Nabi Sallahu Alaihi Wassalam, pertama yang harus kita ketahui adalah rukun dari mandi wajib tersebut, jika kita sudah mengetahui rukunnya dan mengamalkan hanya rukunnya saja, maka mandi wajib kita sudah sah.

Rukun Mandi Wajib

Rukun mandi wajib ada 2, yang pertama adalah Niat dan yang kedua adalah meratakan atau mengalirkan  air yang suci dan mensucikan ke seluruh bagian tubuh.

Niat Mandi Wajib

Niat mandi wajib adalah niat di dalam hati, tidak perlu di ucapkan dan sejauh ini kami tidak menemukan dalil yang mengatakan bahwa niat harus di ucapkan, karena letak niat ada di dalam hati.

Jadi tidak perlu kita bersusah payah menghafal niat mandi wajib yang sejatinya tidak ada dalilnya.

Mengalirkan Air Keseluruh Tubuh

Setelah niat, langkah selanjutnya adalah mengalirkan air keseluruh bagian tubuh kita, dari ujung rambut sampai ke ujung kaki,jangan sampai ada yang terlewat, karena jika ada bagian tubuh yang tidak teraliri air maka mandi wajib kita tidak sah.

Itu adalah cara mandi wajib yang ringkas, yang hanya melakukan rukunnya saja, berikut kami sampaikan dalil untuk perkara tersebut.

Dalil Cara Mandi Wajib Yang Ringkas

Dalil mandi wajib secara ringkas adalah, Pertama dari  Al-Quran surat Al-Maidah ayat 6, sebagi berikut;

وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا

Yang artinya: “Dan jika kamu junub maka mandilah …” (QS. Al-Maidah: 6).

Dalam ayat ini menerangkan dengan sangat jelas bahwa mandi disini berarti Allah jadikan bersuci untuk seluruh badan, karena tidak di sebutkan perbagian tubuh secara khusus.

Yang kedua adalah dalam hadist riwayat An-Nasa’i dari Aisyah radhiyallahu ‘anha yang menceritakan tentang cara mandi Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam,

ثُمَّ يُفِيضُ الْمَاءَ عَلَى جَسَدِهِ كُلِّهِ

“Kemudian beliau mengguyur air pada seluruh badannya (tubuhnya).” [HR. An Nasa-i, no. 247. dan di sahihkan oleh Syaikh Al Albani].

Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Tathul Bahri mengatakan:

هَذَا التَّأْكِيد يَدُلُّ عَلَى أَنَّهُ عَمَّمَ جَمِيع جَسَدِهِ بِالْغُسْلِ

“Penguatan makna dalam hadits ini menunjukkan bahwa ketika mandi beliau mengguyur air ke seluruh tubuh.” [Fath Al-Bari, 1: 361]

Jadi bisa disimpulkan bahwa tata cara mandi wajib yang ringkas adalah cukup dengan meratakan air keseluruh tubuh, tentu di awali dengan niat untuk mandi wajib, dan tanpa di dahului dengan membasuh tangan dan berwudhu, ini sudah memenuhi rukun mandi wajib.

Tata Cara Mandi Wajib Yang Lengkap

Untuk lebih sempurnanya lagi tentu dengan mencontoh apa yang di ajarkan oleh Nabi kita Muhammad Sallallahu alaihi Wassalam, dan ini termasuk sunah mandi wajib.

Niat

Sudah di jelaskan di atas, bahwa niat cukup di dalam hati tidak perlu di lafalkan.

Membasuh Kedua Telapak Tangan

Membasuh kedua telapak tangan agar terbebas dari kuman dan kotoran, ini sangat di anjurkan karena kita tidak mengetahui bagaimana kotornya telapak tangan kita.

Mencuci Kemaluan

Setelah mencuci kedua telapak tangan maka kita membersihkan kemaluan kita dari najis dan kotoran lainnya.

Berwudhu

Lalu berwudhu sebagaimana wudhu sebelum sholat.

Menyela-nyela Rambut

Menyela rambut dengan cara membasahi jari atau telapak tangan dan menyela rambut ke semua bagian kepala.

Menyiramkan Air Ke Kepala

Setelah menyela rambut maka selanjutnya adalah menyiramkan air kekepala kita sebanya 3 kali dimulai dari kepalabagian kanan lalu ke kiri.

Membasuh Air Keseluruh Tubuh

Setelah menyiram kepala lalu kita menyiramkan air atau membasuhkan air ke seluruh tubuh kita.

Dalil Cara Mandi Junub Secara Lengkap

Cara mandi wajib secara lengkapi ni berdasarkan:

Pertama hadist riwayat Bukhari dan muslim, sebagi berikut:

عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – أَنَّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ إِذَا اغْتَسَلَ مِنَ الْجَنَابَةِ بَدَأَ فَغَسَلَ يَدَيْهِ ، ثُمَّ يَتَوَضَّأُ كَمَا يَتَوَضَّأُ لِلصَّلاَةِ ، ثُمَّ يُدْخِلُ أَصَابِعَهُ فِى الْمَاءِ ، فَيُخَلِّلُ بِهَا أُصُولَ شَعَرِهِ ثُمَّ يَصُبُّ عَلَى رَأْسِهِ ثَلاَثَ غُرَفٍ بِيَدَيْهِ ، ثُمَّ يُفِيضُ الْمَاءَ عَلَى جِلْدِهِ كُلِّهِ

Artinya: Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mandi junub, beliau memulainya dengan mencuci kedua telapak tangannya. Kemudian beliau berwudhu sebagaimana wudhu untuk shalat. Lalu beliau memasukkan jari-jarinya ke dalam air, lalu menggosokkannya ke kulit kepalanya, kemudian menyiramkan air ke atas kepalanya dengan cidukan kedua telapak tangannya sebanyak tiga kali, kemudian beliau mengalirkan air ke seluruh kulitnya.” [HR. Bukhari, no. 248 dan Muslim, no. 316]

Kedua masih dari riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim berikut:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَتْ مَيْمُونَةُ وَضَعْتُ لِرَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – مَاءً يَغْتَسِلُ بِهِ ، فَأَفْرَغَ عَلَى يَدَيْهِ ، فَغَسَلَهُمَا مَرَّتَيْنِ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلاَثًا ، ثُمَّ أَفْرَغَ بِيَمِينِهِ عَلَى شِمَالِهِ ، فَغَسَلَ مَذَاكِيرَهُ ، ثُمَّ دَلَكَ يَدَهُ بِالأَرْضِ ، ثُمَّ مَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ ، ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ وَيَدَيْهِ ثُمَّ غَسَلَ رَأْسَهُ ثَلاَثًا ، ثُمَّ أَفْرَغَ عَلَى جَسَدِهِ ، ثُمَّ تَنَحَّى مِنْ مَقَامِهِ فَغَسَلَ قَدَمَيْهِ

Artinya: Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Maimunah radhiyallahu ‘anha mengatakan, “Aku pernah menyediakan air mandi untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu beliau menuangkan air pada kedua tangannya dan mencuci keduanya dua kali-dua kali atau tiga kali. Lalu dengan tangan kanannya beliau menuangkan air pada telapak tangan kirinya, kemudian beliau mencuci kemaluannya. Setelah itu beliau menggosokkan tangannya ke tanah. Kemudian beliau berkumur-kumur dan memasukkan air ke dalam hidung. Lalu beliau membasuh muka dan kedua tangannya. Kemudian beliau membasuh kepalanya tiga kali dan mengguyur seluruh badannya. Setelah itu beliau bergeser dari posisi semula lalu mencuci kedua telapak kakinya (di tempat yang berbeda).” [HR. Bukhari, no. 265 dan Muslim, no. 317]

Cara dan Doa Mandi Wajib Setelah Haid

Tata cara mandi berikut adalah cara mandi wajib setelah suci dari haidh, secara garis besar sama seperti mandi junub di atas, hanya ada 2 perbedaan saja yaitu:

Pertama: Gunakan sabun dan pewangi untuk mencuci kemaluan dari darah haid.

Kedua: Membuka kepang rambut, atau membiarkan rambut panjang dan mencucinya secara keseluruhan.

Berikut dalil tentang mandi wajib setelah haid:

Disebutkan dalam hadits,

أَنَّ أَسْمَاءَ سَأَلَتِ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ غُسْلِ الْمَحِيضِ فَقَالَ « تَأْخُذُ إِحْدَاكُنَّ مَاءَهَا وَسِدْرَتَهَا فَتَطَهَّرُ فَتُحْسِنُ الطُّهُورَ ثُمَّ تَصُبُّ عَلَى رَأْسِهَا فَتَدْلُكُهُ دَلْكًا شَدِيدًا حَتَّى تَبْلُغَ شُئُونَ رَأْسِهَا ثُمَّ تَصُبُّ عَلَيْهَا الْمَاءَ. ثُمَّ تَأْخُذُ فِرْصَةً مُمَسَّكَةً فَتَطَهَّرُ بِهَا ». فَقَالَتْ أَسْمَاءُ وَكَيْفَ تَطَهَّرُ بِهَا فَقَالَ « سُبْحَانَ اللَّهِ تَطَهَّرِينَ بِهَا ». فَقَالَتْ عَائِشَةُ كَأَنَّهَا تُخْفِى ذَلِكَ تَتَبَّعِينَ أَثَرَ الدَّمِ. وَسَأَلَتْهُ عَنْ غُسْلِ الْجَنَابَةِ فَقَالَ « تَأْخُذُ مَاءً فَتَطَهَّرُ فَتُحْسِنُ الطُّهُورَ – أَوْ تُبْلِغُ الطُّهُورَ – ثُمَّ تَصُبُّ عَلَى رَأْسِهَا فَتَدْلُكُهُ حَتَّى تَبْلُغَ شُئُونَ رَأْسِهَا ثُمَّ تُفِيضُ عَلَيْهَا الْمَاءَ »

Artinya: “Asma’ bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang mandi wanita haidh. Maka beliau bersabda, “Salah seorang dari kalian hendaklah mengambil air dan daun bidara, lalu engkau bersuci, lalu membaguskan bersucinya.

Kemudian hendaklah engkau menyiramkan air pada kepalanya, lalu menggosok-gosoknya dengan keras hingga mencapai akar rambut kepalanya.

Kemudian hendaklah engkau menyiramkan air pada kepalanya tadi. Kemudian engkau mengambil kapas bermisk, lalu bersuci dengannya.

Lalu Asma’ berkata, “Bagaimana dia dikatakan suci dengannya?” Beliau bersabda, “Subhanallah, bersucilah kamu dengannya.” Lalu Aisyah berkata–seakan-akan dia menutupi hal tersebut–, “Kamu sapu bekas-bekas darah haidh yang ada (dengan kapas tadi)”.

Dan dia bertanya kepada beliau tentang mandi junub, maka beliau bersabda, ‘Hendaklah kamu mengambil air lalu bersuci dengan sebaik-baiknya bersuci, atau bersungguh-sungguh dalam bersuci kemudian kamu siramkan air pada kepala, lalu memijatnya hingga mencapai dasar kepalanya, kemudian mencurahkan air padanya’.” (HR. Bukhari no. 314 dan Muslim no. 332).

Dalam hadits diatas menunjukan letak perbedaan mandi wajib setelah suci dari haidh dan mandi junub. Perbedannya ada dua: {1} menggunakan sabun atau pembersih lainnya beserta air; {2} membiarkan rambut terurai dan jika di kepang maka harus melepas kepangan sehingga air bisa sampai ke pangkal rambut.

Doa Mandi Wajib

Seperti di awal paragraf kami tuliskan pertanyaan, apakah ada doa mandi wajib yang spesifik datang dari keterangan Nabi Sallallahu Alaihi Wassalam?.

Ternyata sampai saat ini kami tidak menemukan adanya keterangan atau dalil dari hadist maupun keterangan dari ulama terkait doa mandi wajib.

Mungkin maksud dari doa mandi wajib adalah doa niat sebelum mandi wajib, yang kebanyakan dari masyarakat indonesia setiap amalan harus dengan pelafalan niat.

Seperti pelafalan niat atau doa mandi wajib berikut:

Bacaan doa mandi junub arab:

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَكْبَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

Bacaan doa mandi junub latin:

“Nawaitul Ghusla Lifrafil Hadatsil Akbari Fardhan Lillahi Ta’aala.”

Arti bacaan doa mandi junub:

“Aku berniat mandi besar untuk menghilangkan hadast besar fardhu karena Allah ta’aala.”

Doa mandi junub di atas tidak terdapat di kitab hadits manapun, sehingga pelafalan niat seperti tersebut tidak disyariatkan.

Jadi tidak perlu repot-repot menghafal doa niat mandi wajib di atas, cukup niat di dalam hati kalau kita akan mandi wajib, itu sudah mencukupi.

Wallahu A’lam.

Baca juga: Hadits Tentang Sholat, Keutamaan dan Ancamannya

Bagikan:

Tinggalkan komentar