Hadits Tentang Ghibah

Kumpulan hadits tentang ghibah dan fitnah arab serta artinya lengkap juga penjelasan Ulama tentang dosa besar ini, lalu bagaimana cara taubat dari dosa ghibah?, berikut bahasannya.

Ghibah Adalah?

Ghibah artinya adalah membicarakan tentang aib atau kekurangan saudara kita, yang jika saudara kita tersebut mengetahuinya maka ia tidak menyukainya.

Misal, kalau kita tahu saudara kita tidak senang dengan kepalanya yang botak, lalu kita berbicara kepada orang lain bahwa sifulan botak, maka ini termasuk ghibah.

Dan banyak dari kita tidak sadar jika sedang mengghibah, dan ada juga yang sadar dengan ghibahnya tapi dia malah asik dengan perbuatannya tersebut, inilah tipu daya setan kepada anak cucu Adam.

Apa Hukum Ghibah?

Ghibah hukumnya dosa, sebagaimana di terangkan dalam Al Quran Surat Al Hujurat ayat 12 yang berbunyi:

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اجْتَنِبُوْا كَثيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمُ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُم أَنْ يَأكُلَ لَحْمَ أَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُ ۚ وَاتَّقُوْا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوّابٌ رَحيمٌ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak prasangka. Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah kamu mencari kesalahan orang lain dan jangan di antara kalian menggibah sebagian yang lain. Apakah di antara kalian suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? tentu kalian akan merasa jijik. Bertakwalah kalian pada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat dan Maha Penyayang.” [QS. Al-Hujurat : 12].

Sekarang kita akan menuliskan dalil dari hadits tentang ghibah, semoga dengan mengetahui hadits yang berkaitan dengan ghibah ini kita bisa lebih berhati hati lagi dalam menjaga lisan.

Hadits Tentang Ghibah

hadits tentang ghibah

Banyak hadits yang membicarakan tentang ghibah berupa definisi dan ancaman, dan ulama sepakat bahwa ghibah ini termasuk ke dalam dosa besar.

Hadits Tentang Ghibah dan Fitnah

Hadits tentang arti ghibah dan arti fitnah ada dalah hadits riwayat Imam Muslim berikut:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ ». قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ « ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ ». قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِى أَخِى مَا أَقُولُ قَالَ « إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ

Artinya: Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bertanya, “Tahukah kamu, apa itu ghibah?” Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ghibah adalah kamu membicarakan saudaramu mengenai sesuatu yang tidak ia sukai.” Seseorang bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimanakah menurut engkau apabila orang yang saya bicarakan itu memang sesuai dengan yang saya ucapkan?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Apabila benar apa yang kamu bicarakan itu tentang dirinya, maka berarti kamu telah menggibahnya. Namun apabila yang kamu bicarakan itu tidak ada padanya, maka berarti kamu telah menfitnahnya” [HR. Muslim]

Penjelasan:

Ini yang sering menjadi alasan kenapa menggunjing saudaranya yang lain, karena kita beranggapan memang itulah faktanya atau dengan kata lain, kita mengatakan apa yang sebenarnya, kenapa dilarang?. Kalau tidak mau di gunjing maka janganlah berbuat sesuatu yang menjadi pemicunya.

Itulah alasan para penggibah, dan dalam hadits di atas di terangkan bahwa yang seperti itu adalah ghibah dan itu terlarang.

Kalaulah yang dikatakan oleh kita terhadap saudara kita adalah suatu kebohongan, maka itu namanya fitnah, dan kedua duanya adalah dosa besar.

Hadits Tentang Larangan Ghibah

Hadits tentang larangan ghibah terdapat pada hadits riwayat Abu Dawud berikut:

حَسْبُكَ مِنْ صَفِيَّةَ كَذَا وَ كَذَا. قَالَ غَيْرُ مُسَدَّدٍ تَعْنِيْ قَصِيْرَةً. فَقَالَ : لَقَدْ قُلْتِ كَلِمَةً لَوْ مُزِجَتْ بِمَاءِ الْبَحْرِ لَمَزَجَتْهُ.

Artinya: “Ya Rasulullah, cukuplah menjadi bukti bagimu kalau ternyata Shafiyah itu memiliki sifat demikian dan demikian.” Salah seorang perawi hadits menjelaskan maksud ucapan ‘Aisyah, yaitu bahwa Shafiyah itu orangnya pendek. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh engkau telah mengucapkan sebuah kalimat yang seandainya dicelupkan ke dalam lautan maka niscaya akan merubahnya”  [HR Abu Dawud].

Penjelasan:

Maksud hadits di atas adalah Aisyah radhiallahuanha melakukan ghibah kepada Shafiyah radhiallahuanha dan Rasullullah langsung menegur Aisyah dengan mengatakan, bahwa ucapan ghibah tersebut jika di masukan ke dalam laut maka air laut akan berubah menjadi rusak.

Ini menandakan terlarang dan jeleknya ghibah sampai sampai Nabi sallalahu alahihi wassalam memberikan perumpamaan yang diluar nalar, bagaimana tidak air laut yang sangat banyak bisa berubah karena ghibah kalau tidak karena jeleknya ghibah tersebut.

Hadits Tentang Ghibah Merusak Amal

مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ الْيَوْمَ قَبْلَ أَنْ لَا يَكُونَ دِينَارٌ وَلَا دِرْهَمٌ إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ

Artinya: “Siapa yang pernah menzalimi saudaranya berupa menodai kehormatan atau mengambil sesuatu yang menjadi miliknya, hendaknya ia meminta kehalalannya dari kezaliman tersebut hari ini. Sebelum tiba hari kiamat yang tidak akan bermanfaat lagi dinar dan dirham. Pada saat itu bila ia mempunyai amal shalih maka akan diambil seukuran kezaliman yang ia perbuat. Bila tidak memiliki amal kebaikan, maka keburukan saudaranya akan diambil kemudian dibebankan kepadanya.” [HR. Bukhari].

Penjelasan:

Menodai kehormatan disini contohnya adalah ghibah atau menggunjing, dengan kita menghibah saudara kita maka secara tidak langsung kita sedang menodai dan menjatuhkan kehormatan saudara kita tersebut.

Dan balasan ghibah adalah saat di akhirat nanti amalan kita akan diambil oleh saudara kita yang kita ghibahi tersebut dan jika ternyata amalan kita sedikit atau tidak ada sama sekali maka keburukan atau dosa saudara kita tersebut akan di bebankan kepada kita.

Bayangkan jika kita telah mengghibah banyak dari saudara kita, berapa banyak amalan kita yang akan berpindah tangan dan jika tidak mempunyai amalan maka akan lebih nahas lagi, dosa orang yang kita gibahi akan kita tanggung.

Hadits Ghibah Lebih Berat Dari Zina

الْغِيبَةُ أَشَدُّ مِنَ الزِّنَا . قِيلَ: وَكَيْفَ؟ قَالَ: الرَّجُلُ يَزْنِي ثُمَّ يَتُوبُ، فَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَيْهِ، وَإِنَّ صَاحِبَ الْغِيبَةِ لَا يُغْفَرُ لَهُ حَتَّى يَغْفِرَ لَهُ صَاحِبُهُ

Artinya: “’Gibah itu lebih berat dari zina.’” Seorang sahabat bertanya, ‘Bagaimana bisa?’ Rasulullah SAW menjelaskan, ‘Seorang laki-laki yang berzina lalu bertobat, maka Allah bisa langsung menerima tobatnya. Namun pelaku ghibah tidak akan diampuni sampai dimaafkan oleh orang yang dighibahnya,’” [HR At-Thabrani].

Penjelasan:

Hadits di atas diperselisihkan oleh para ulama, dan Imam Thabrani sendiri mendhaifkan hadits tersebut, tapi ada hadits lain riwayat Thabrani yang sahih yang berkaitan dengan hadits tentang riba sebagai berikut:

الرِّبَا اثنان وسبعون بابًا، أدناها مثل إتيان الرجل أمَّه، وإن أرْبَى الربا استطالة الرجل في عرض أخيه

Artinya: “Riba memiliki tujuh puluh dua pintu, yang paling rendah seperti menzinahi ibu kandungnya. Dan sesungguhnya riba yang paling riba adalah merusak kehormatan saudaranya.” [HR. Ath-Thabrani]

Di dalam dua Kitab Shahih Bukhari dan Muslim juga terdapat riwayat hadits tentang persaudaraan dari jalan Abu Bakrah yang menceritakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ حَرَامٌ عَلَيْكُمْ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا فِي شَهْرِكُمْ هَذَا فِي بَلَدِكُمْ هَذَا

Artinya: “Sesungguhnya darah-darah kalian, harta-harta kalian, (dan juga kehormatan kalian) semua itu adalah haram atas kalian sebagaimana kesucian hari kalian ini (hari ‘Arafah), pada bulan kalian ini dan di negeri kalian yang suci ini.” [HR. Bukhari dan Muslim].

Penjelasan:

Merusak kehormatan seorang saudara semuslim salah satunya adalah dengan ghibah atau menggunjingnya, terlihat sepele dan sering dilakukan oleh kaum muslimin, padahal ancamannya sangat berat, sampai sampai di samakan dengan zina dengan ibu kandung.

Mungkin kita tidak terima, tapi itulah faktanya yang disampaikan oleh Nabi kita, maka salah satu caranya agar tidak termasuk kedalam dosa ini adalah kita harus bertaubat dari ghibah dan menjaga lisan kita dengan berkata yang baik atau diam.

Berkata Baik atau Diam

من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيرا أو ليصمت

Artinya: “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia berkata yang baik atau diam.” [HR. Bukhari dan Muslim]

Penjelasan:

Rasullullah sallalahu alaihi wassalam memberikan kepada kita tips yang jitu agar terhindar dari menggunjing, yaitu berkata yang baik saja atau kalau tidak bisa berkata baik maka lebih baik kita diam.

Sederhana sebenarnya, kita hanya disuruh berkata yang baik atau diam, tapi karena setan selalu membisiki kita akan keburukan, maka banyak dari kita tidak bisa menjaga lisan, padahal ini adalah salah satu tanda dari iman kita kepada Allah dan hari akhir.

Nasihat Ulama Tentang Ghibah

Jika ada teman akrab kita mengundang untuk makan malam dan menyediakan kambing guling, tapi sebelum kita memakannya, teman kita berkata bahwa kambing ini tadi di temukan di depan rumahnya dalam keadaan sudah mati, lalu di masak menjadi kambing guling.

Dengan kata lain, kambing guling yang ada di hadapan kita tersebut adalah bangkai yang di masak. Pertanyaannya, bagaimanakah reaksi kita?

Apakah kita tetap memakannya, karena kambing guling ini terlihat sangat enak dan menggoda untuk dimakan, atau kita akan tersinggung dan marah karena memberi kita bangkai?.

Orang yang sehat akalnya tentu akan marah dan pergi dari tempat tersebut, karena walau bagaimanapun daging yang sudah di ubah jadi gulai tersebut adalah bangkai.

Jika teman akrab kita tersebut memaksa kita untuk memakannya, pasti kita akan menolak dan lebih baik melawan walau harus berkelahi dengannya.

Itulah Ghibah

Analogi di atas adalah tentang ghibah, seharusnya perlakuan kita terhadap saudara atau teman kita yang menggunjing di hadapan kita, tidak ubahnya seperti menyediakan bangkai, jika kita menanggapi gunjingan tersebut, maka kita termasuk orang yang memilih memakan bangkai dari pada menolaknya.

Sikap yang bijak adalah dengan memberikan nasehat kepada teman kita tersebut bahwa yang di lakukannya adalah ghibah, dan ajak untuk membicarakan masalah lain.

Tapi terkadang bahkan seringnya kita merasa tidak enak kepada teman kita tersebut yang pada akhirnya malah menikmati bangkai yang di sediakan.

Lawanlah seperti halnya teman kita menyediakan bangkai asli, tolak dengan sekuat tenaga karena itu adalah suatu kehinaan dan dosa besar.

Cara Bertobat Dari Ghibah

Jika kita sudah terlanjur melakukan dosa ghibah, maka bagaimanakah cara untuk kita bertaubat?, karena ghibah adalah dosa antara kita dengan manusia lain, dan dosa atau perbuatan zalim kita kepada orang lain adalah harus dengan meminta maaf kepada orang yang kita zalimi tersebut.

Syekh Utsaimin rahimahullah menjelaskan bagaimana cara kita bertaubat dari dosa ghibah.

  1. Jika orang yang kita ghibahi tersebut tahu atas perbuatan kita maka kita wajib untuk meminta maaf dan minta dihalalkan atas ghibah yang pernah dilakukan kepada orang yang kita ghibahi tersebut.
  2. Jika orang tersebut meminta syarat maka kita penuhi syaratnya, misal orang tersebut meminta uang 1 juta baru di maafkan, maka kita harus membayar 1 juta tersebut, ingat lebih baik balasan di dunia daripada nanti di akhirat menjadi orang yang bangkrut.
  3. Jika orang yang kita ghibahi tersebut tidak tahu bahwa kita telah mengggibahnya, maka penebusannya adalah dengan mengganti ghibah yang pernah di lakukannya dengan mengatakan sesuatu yang baik tentang orang tersebut di majelis yang pernah kita buat ghibah tersebut.
  4. Bisa juga dengan mendoakan atau bersedekah atas nama orang yang kita ghibahi tersebut.
  5. Lalu berazam untuk tidak melakukan ghibah kembali.

Demikian pembahasan kumpulan hadits tentang ghibah dan fitnah, juga nasihat tentang ghibah dan cara bertaubat dari dosa ghibah. Semoga bermanfaat dan semoga kita di jauhkan dari dosa ghibah. Wallahu a’lam.

Bagikan:

Satu pemikiran pada “Hadits Tentang Ghibah”

Tinggalkan komentar